PIS Anggarkan Investasi Rp 10,3 Triliun di 2024

PIS Anggarkan Investasi Rp 10,3 Triliun di 2024

PIS Anggarkan Investasi Rp 10,3 Triliun di 2024 – Memiliki panjang sekitar 300 meter dan kapasitas sebesar 91.000 m3, VLGC Pertamina Gas Caspia dan Pertamina Gas Dahlia diproduksi oleh salah satu galangan kapal terbesar dunia yakni Hanhwa Ocean, Korea Selatan. Diluncurkan di galangan kapal Hanhwa – Okpo Shipyard, Korea Selatan, dua kapal ini merupakan kapal tanker gas raksasa terbesar di dunia yang menggunakan teknologi terkini slot deposit qris 5000 dan ramah lingkungan. Sekretaris Kementerian BUMN, Rabin Indrajad Hattari menyambut hangat kehadiran 2 VLGC terbaru milik PIS ini, yang akan memperkuat peran PIS sebagai urat nadi distribusi energi di Indonesia sekaligus mengharumkan industri maritim Indonesia di kancah global. “VLGC ini bukan sekadar kapal, tapi testamen kolaborasi internasional, kecanggihan teknologi, dan komitmen tak tergoyahkan dalam mendukung ketahanan energi Indonesia. Kolaborasi internasional ini, kami yakini bisa mendorong kapabilitas PIS , sebagai bagian dari Pertamina, dalam memperkuat infrastruktur energi,” ujarnya dalam keterangan tertulis.

PT Pertamina Internasional Shipping (PIS), Subholding Integrated Marine Logistics Pertamina, akan terus bertransformasi untuk mendorong pertumbuhan bisnisnya ke depan. Dalam hal ini, PIS menganggarkan investasi atau belanja modal (capital expenditure/ capex) sebesar US$ 650 juta atau setara Rp 10,3 triliun. Direktur Utama PT PIS Yoki Firnandi mengungkapkan, dana ini diperlukan untuk penambahan aset, peremajaan aset, hingga ekspansi bisnis di kapal pelabuhan dan terminal Bahan Bakar Minyak (BBM) dan Liquefied Petroleum Gas (LPG). “Capex US$ 650 juta untuk penambahan aset, peremajaan aset, dan ekspansi bisnis, di kapal pelabuhan dan terminal,” ungkap dia dalam Squawk Box CNBC Indonesia, Jumat (5/4/2024).

Untuk diketahui, PIS tergolong rajin melakukan berbagai ekspansi bisnis. Belum lama ini PIS mendatangkan rtp dua kapal tanker baru buatan Hyundai, Korea Selatan, yang khusus untuk mengangkut muatan LPG dan amonia. Selain itu, PIS juga menambah 3 armada tanker baru untuk mendukung ketahanan energi nasional, sekaligus ekspansi pasar dunia. Adapun 3 tanker terbaru PIS terdiri dari 1 kapal jenis Suezmax, dan 2 kapal Medium Range (MR) yang masing-masing dinamakan Pertamina Halmahera, PIS Jawa, dan PIS Kalimantan. Belum lama ini PIS juga membuka kantor barunya di Singapura sebagai langkah perusahaan memperluas jangkauan pasarnya dan melakukan ekspansi ke market Asia Pasifik. PIS bahkan memiliki kantor cabang (branch office) di Dubai, Uni Emirat Arab (UEA) yang bernama PIS Middle East.

Sebelumnya, Yoki mengatakan bahwa pada tahun ini, perusahaan menargetkan pendapatan tumbuh sebesar 11% dibandingkan tahun 2023. Sementara dari sisi profitabilitas setidaknya tumbuh 10-15%. Lebih lanjut, ia membeberkan sepanjang 2023 lalu, PIS telah mencatatkan pertumbuhan bisnis yang cukup moncer. Hal tersebut dapat dilihat dari pendapatan perusahaan yang tumbuh 18% dan profitabilitas tumbuh lebih dari 50%. “Bahkan kapal kami pun yang berlayar di internasional semakin bertambah lebih dari 50 kapal yang di internasional dan lebih dari 50 rute di seluruh dunia,” ujar Yoki.

2 Tanker Raksasa Miliki PIS Seukuran 2 Lapangan Bola

Kedua kapal ini, lanjutnya, hadir di momen yang tepat dan memainkan peran penting dalam menyalurkan LPG, energi yang lebih ramah lingkungan untuk industri dan rumah tangga. “Kehadiran VLGC ini juga wujud dedikasi dalam memperkuat industri maritim Indonesia, seiring dengan ekspansi armada yang lebih modern dan terbaru, kita menciptakan peluang baru untuk tenaga kerja yang lebih terampil, dan tentunya menaikkan posisi Indonesia sebagai yang terdepan di industri perkapalan regional,” tambah Rabin. CEO PIS Yoki Firnandi menyebut penambahan dua armada tanker VLGC menjadikan PIS sebagai salah satu pemilik kapal VLGC terbanyak di Asia Tenggara, dengan total 7 kapal VLGC. “Semakin bertambahnya armada VLGC yang lebih ramah lingkungan, juga menunjukkan komitmen PIS untuk mendukung transisi energi dan bisnis yang berkelanjutan,” ujar CEO PIS Yoki Firnandi.

Adapun deretan VLGC milik PIS yang sudah ada sebelumnya adalah; Pertamina Gas 1, Pertamina Gas 2, Pertamina Gas Amaryllis, Pertamina Gas Tulip, dan Pertamina Gas Bergenia. Pertamina Gas Caspia dan Pertamina Gas Dahlia punya beberapa keunggulan seperti, fleksibilitas muatan yang tertinggi di kelasnya hingga 39 kombinasi muatan, dan fasilitas akomodasi anti pembajakan (full accommodation anti-piracy) untuk keamanan dan kenyamanan kru kapal. Bahkan, VLGC Pertamina Gas Dahlia langsung dikelola PIS dan diawaki oleh 100% kru Indonesia. Sejalan dengan komitmen keberlanjutan Pertamina, kedua kapal juga dilengkapi dengan energy saving device dan togel singapore shaft generator yang meningkatkan efisiensi bahan bakar dan mengurangi emisi karbon, serta menggunakan teknologi ramah lingkungan Dual Fuel dan Selective Catalytic Reduction (SCR) untuk mengurangi polusi hujan asam (NOx).

Mitigasi Risiko Baik, Kapal PIS Selamat dari Pembajakan di Yaman

Mitigasi lain yang berhasil dilakukan PIS adalah saat lolos dari perang di Laut Merah. Di mana menurut Yoki PIS berhasil mengelola risiko tersebut melalui koordinasi dengan banyak pihak. “Kami berkoordinasi dengan semua pihak agar kapal kami aman. Kalau bicara risikonya, tapi ada opportunity,” lanjut dia. Untuk diketahui situasi di Laut Merah sempat memanas dampak dari serangan pasukan Houthi, Yaman, ke beberapa kapal yang melewati area tersebut. Hal ini buntut dari pembelaannya terhadap Palestina atas serangan yang dilakukan oleh Israel.

Panasnya situasi laut merah tentunya membuat khawatir dunia sebab perairan tersebut merupakan jalur 12% perdagangan dunia. Tidak terkecuali pasokan barang dan energi seperti minyak mentah yang juga melewati Laut Merah. Lebih lanjut, Yoki menilai situasi yang memanas di Laut Merah membuat sektor logistik menjadi lebih rumit. Sebab, konflik berkepanjangan di wilayah ini berpotensi mengerek tarif jasa angkutan kapal. “Tensi geopolitik mempengaruhi perdagangan energi dunia yang seperti contoh Laut Merah, 60% kapal yang lewat sana harus mengalihkan rute dan harus berlayar 40% lebih lama, dan harus berlayar lebih banyak,” pungkas Yoki.

Leave a Comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *